Jumat, 22 Mei 2009

Lalat dan Lebah

Siapa yang tidak kenal dengan makhluk yang bernama lalat. Ya, serangga bertubuh hijau dan bermata bulat yang selalu dituduh sebagai pembawa penyakit diare ini, semua orang pasti mengenalnya. Karena memang habitat lalat tidak jauh dari tempat tinggal manusia. Kita bisa menemui lalat di berbagai tempat di sekitar kita. Lalat selalu suka hinggap pada tempat-tempat kotor, seperti sampah, kotoran binatang maupun kotoran manusia yang tidak berada pada tempat semestinya. Makanan dan buah-buahan yang telah membusuk maupun benda-benda kotor lain sering kali menjadi tempat tinggal yang nyaman baginya. Dimanapun lalat hinggap, di tempat itu pula dia menebarkan kotoran yang dia bawa dari tempat lain yang menyebabkan tempat itu menjadi kotor atau membusuk bila dibiarkan terlalu lama lalat mampir di tempat tersebut.

Tapi sekotor apapun lalat, dia punya harga diri. Dia punya manfaat. Disebutkan dalam hadits Nabi, bahwa lalat membawa racun yang menjadi biang diare pada sayap bagian kiri dan membawakan penawarnya pula pada sayap bagian kanan.

Lain halnya dengan tawon atau lebah. Semua pasti tahu, bahwa lebah adalah jenis serangga yang baik dan ramah lingkungan. Makanannya adalah sari pati bunga atau nektar yang kemudian diolah oleh kelompoknya menjadi royal jelly dan madu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Madu yang dihasilkan lebah bisa dijadikan obat dan penawar dari berbagai jenis racun. Bahkan hadits Nabi Muhammad SAW menyebutkan, madu adalah rajanya obat.

Tawon tidak pernah meresahkan masyarakat. Keberadaannya dijaga dan dipelihara manusia. Dimanapun tawon singgah di situ pula dia menanam kebaikan. Dia tidak pernah meninggalkan kotoran dan penyakit pada tempat persinggahannya. Tapi jangan coba untuk mengganggunya kalau tidak ingin mendapatkan amarah dari sang lebah yang menyebabkannya mengeluarkan senjata andalan. Ya, senjata kecil nan mungil namun tajam dan mampu melumpuhkan siapa saja yang mengganggunya.

Ibarat manusia ada yang jahat juga ada yang baik. Manusia jahat laksana lalat yang selalu bikin onar dan keributan. Keberadaannya tak pernah membuat ketentraman pada sesamanya. Dimana dia singgah, di situ dia tinggalkan noda, dia tanamkan fitnah dan sedikit manfaat yang bisa dipetik darinya.

Manusia yang baik, beriman dan bertakwa diibaratkan sebagai seekor lebah. Insan yang beriman dan bertakwa tidak akan mau makan makanan haram. Dia berusaha menjaga dirinya dari makanan yang bisa menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam neraka. Jangankan yang haram, yang mubah-boleh dimakan-pun dia masih berhati-hati dalam mengonsumsinya.

Dimanapun dia tinggal, ketentraman selalu dia jaga. Tidak akan ada keonaran yang tercipta dari dirinya, bahkan dari tangan dan lisannya tercipta manfaat-manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Oleh karena itu wahai kawan! Ambillah teladan yang telah dicontohkan kawanan lebah yang selalu rukun terhadap sesama dan selalu bermanfaat bagi lainnya. Dan janganlah kau jadikan dirimu seperti lalat-lalat hijau yang selalu menebarkan fitnah di mana-mana.






Sebaik-baik manusia adalah dia yang paling bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Lencana Facebook

Motifasi

Sesuatu yang indah adalah ketika kita bisa memberi manfaat kepada orang lain....