Bebas kapan saja ia mau terbang, bebas kemana ia mau menuju. Jika ada lagu yang menggambarkan penderitaan si burung meski diberikan sangkar yang yang terbuat dari emas, sangatlah tepat, karena makna kebahagiaan bagi seekor burung, bukanlah emas maupun permata, tetapi TERBANG bebas ke angkasa.
Namun burung tidak akan bias terbang jika kedua sayapnya patah ataupun mengalami cedera. Menjaga sayap adalah keharusan baginya agar ia bisa terus mewujudkan keinginannya untuk menjelajahi dunia dan meraih mimpi- mimpinya.
Kitapun menginginkan hal yang sama dengan si burung tadi, meski esensinya berbeda. Keinginan untuk mewujudkan mimpi- mimpi kita, untuk menjadi sukses, kaya, punya keluarga yang menyenangkan, bahagia taat beribadah, dan di akhirat masuk surga serta mendapatkan ridho Allah SWT.
Mewujudkan hal itu tidaklah mustahil meski mungkin harus penuh perjuangan. Seperti halnya burung yang akan menjelajah angkasa dituntut mempersiapkan segalanya, mulai dari pengenalan medan, kesiapan fisik dan mental, memahami musuh yang akan mengancam jiwanya, teman seperjalanan yang mukin mengasyikkan atau justru sebaliknya, logistic tempat ia mendarat untuk mencari sarapan, makan siang dan makan malam, pohan dan gua yang aman untuk beristirahat, serta tujuan akhir dimana ia akan beristri dan akan memiliki banyak keturunan, lalu ia pun siap- siap untuk meninggalkan dunia ini dan akan mati.
Sebagai manusia dan makhluk yang dijadikan sempurna oleh Allah SWT. Potensi akal dan naluri yang ada pada diri kita mengajarkan tentang semua hal yang berkaitan dengan kesuksesan dan kebahagiaan.
Kita juga harus mempersiapkan bekal fisik dan mental. Fisik dan mental yang kuat sangat diperlukan dalam menggapai kesuksesan hidup, karena kesuksesan bukanlah hadiah dari seseorang melainkan buah dari pekerjaan panjang yang kita lakukan. Jika kondisi fisik terlebih mental kita gampang nge-drop, akan sangat sulit untuk berkompetisi dengan waktu.
Qowwiyul Jism atau kuatnya fisik akan menunjang aktifitas dan kegiatan yang diagendakan dalam menuju kesuksesan. Karena waktu yang tersedia tidak memadai dengan se’abrek’ kegiatan yang ada. Sementara mentalitas atau Irodatul Qowwiyah merupakan bahan bakar utama yang menstimulasi fisik untuk bertindak, berbuat dan mewujudkan impian – impian yang ada.
Pemahaman akan kompetitor yang sehat atau tidak, merupakan sebuah keharusan agar kita semaki kreatif dan mawas diri. Berkreasi dalam melahirkan ide –ide yang segar, tindakan yang benar dan juga sesuatu yang berbeda dari sesuatu yang sudah ada. Sementara mawas diri, merupakan self cotrolling agar kita lebih berhati – hati dalam berfikir, bersikap dan bertindak, karena kecerobohan akan mengantarkan pelakunya kepada jurang kegagalan.
Carilah partner atau teman yang baik dalam menjalani kehidupan, karena keberadaan mereka akan memberikan suasana segar dan meringankan sedikit beban yang kita hadapi. Karena teman yang baik bisa menjadi tempat berbagi cerita, penghibur dikala duka dan motivator saat semangat menjadi ‘kendor’.
Bayangan tentang kebaikan seorang teman merupakan obat mujarap untuk mengatasi kelesuan, terkadang hanya memandangi fotonya kita memperoleh energi yang luar biasa. Barang kali sesekali kita meluangkan waktu untuk liburan bareng, pulang ke kampong halaman misalnya, mungkin dengan cara itu ikatan batin akan menjadi lebih kuat dan abadi.
Masalah pasti ada, namun jika masing – masing selalu berfikir positif, insya Allah semua akan bisa diatasi dengan baik.
Menggapai sukses, berarti juga mempunyai bekal, dan bekal itu ada dua, Dzahir dan Bathin. Bahkan Imam syafi’i mengatakan diantara syarat menuntut ilmu adalah Zaka’un wa Dirhamun. Kecerdasan dan juga modal. Artinya sukses tidak cukup dengan memiliki mimpi. Ia harus ditopang dengan modal, seberapapun itu.
Tetapi jangan khawatir dengan ‘permodalan’. Biasanya konsep yang jelas, semangat yang kokoh, serta kemauan yang keras dan tidak lupa berdo’a serta menggunakan energi ilahiah sebagai medan magnet kesuksesan, akan memancing para investor untuk melakukan kerja sama kepada kita dalam menggoalkan maksud dan tujuan yang sama, yakni sama – sama untung dan sama – sama memperoleh keberkahan hidup.
Istri dan keluarga adalah faktor utama yang menunjang kesuksesan. Untuk itu siapapun kita – untuk sukses – harus menjaga intensitas komunikasi yang sehat dengan keluarga.
Tidak boleh diabaikan, senyuman kecil istri di pagi hari adalah gelombang elektrik yang menyalakan mesin kehidupan kita selama 12 jam di kantor ataupun di luar rumah, tapi senyuman itu teramat mahal untuk kita dapatkan jika komunikasi dengannya tidak berjalan baik.
Kehidupan yang bahagia di dalam rumah dengan sendirinya membias dalam kehidupan di luarnya. Rasa percaya diri akan muncul, wibawa, dan tidak di pandang sebelah mata, karena memang kita dihargai dan mampu menghargai orang lain, sebabnya sederhana karena ada cinta istri dan keluarga yang selalu menemani di mana pun kita berada.
Dian tersenyum gembira. Selama ini yang ada diwajahnya hanyalah kesusahan. Ia seorang karyawan yang di PHK dengan pesangon yang tidak seberapa. Santi seorang istri yang sabar. Ia selalu memberikan motivasi kepada Dian bahwa PHK bukan berarti akhir dari kehidupannya. Santi mengajak Dian untuk membuka lapangan usaha kecil – kecilan dengan sisa gaji dan pesangon yang ada.
Semula Dian bingung usaha apa yang bisa dia lakukan. Santi mengatakan bahwa selama ini suaminya telah dikenal semua teman dan tetangganya, paling enak kalo masak nasi goreng, “Kenapa ayah tidak mencobanya!” ucap Santi memberikan dukungan kepada Dian.
Akhirnya diapun mencoba mulai usaha berdagang nasi goreng, ia cari pangkalan yang cukup strategis, ditemani dengan Santi ia membuka usahanya. Kegigihan Santi dan senyuman yang senantiasa terlihat di wajahnya memberikan semangat yang luar biasa kepada Dian.
Hanya dalam waktu satu setengah tahun Dian sudah memiliki 5 karyawan dengan 3 pangkalan baru sebagi cabang nasi goreng miliknya. Kini Dian bisa menikmati jadi pengusaha nasi goreng. “Terimakasih Santi, istri, sahabat, sekaligus orang yang mendorongku mendapatkan sukses seperti ini.” Ujarnya bahagia.
Dian dan Santi adalah gambaran manusia – manusia bermental satria yang berjuang dengan gagah, tanpa lelah, tanpa kata menyerah. Dalam kamus mereka hanyalah berbuat dengan benar.

Selasa, 07 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lencana Facebook
Motifasi
Sesuatu yang indah adalah ketika kita bisa memberi manfaat kepada orang lain....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar